Selasa, 18 Februari 2014

Tari Basisingaan Khas Banjar



Kesenian atau tradisi basisingaan ini dulunya disebut orang dengan banaga-nagaan, karena kepalanya hampir sama dengan kepala naga dari Cina ketika ada perayaan barongsai, tetapi bentuknya binatang singa yaitu tanpa ekor atau tubuh yang memanjang maka disebut sisingaan
.
Keseniaan atau tradisi Basisingaan ini biasanya digunakan untuk acara keramaian atau hiburan pada saat pesta perkawinan, peringatan hari-hari besar serta kegiatan lainya yang fungsinya untuk mengimpun massa.
Permainan ini dimainkan sekitar 12 orang, yang terdiri dari 6 orang pemain untuk memainkan sisingaan. Tiap ekor singa dimainkan oleh 3 orang, yaitu bagian kepala, ekor, sedangkan pemain yang ditengah bersifat sebagai pembantu. Dua orang pemain lainnya bertindak sebagai badut untuk menarik perhatian pengunjung atau masyarakat dengan menggunakan topeng serta kostum menyerupai seekor monyet atau hanoman.
Pemain lainnya adalah 2 orang penabuh gendang atau babun, serta seorang pemukul gong, dan seorang lagi bertindak sebagai kepala rombongan atau pimpinan.
Kerangka sisingaan ini terbuat dari belahan bambu yang dijalin sedemikian rupa singa, kerangka ini ditutupi dengan kain yang berwarna warni. Sementara untuk kepala singanya juga diberi surai atau bulu buluan yang terbuat dari tali plastik, sehingga menyerupai singa sebegerakannya terlihat indah.
Kesenian Basisingaan hingga kini masih bisa dijumpai saat ada acara hajatan atau perkawinan serta acara hiburan dan keramaian, sedangkan grup pemainnya terdapat di Kecamatan Lampihong dan Juai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar