Selasa, 18 Februari 2014

Benteng Tundakan



Parit Raksasa adalah salah satu bagian yang tersisa dari Benteng Tundakan Meskipun jaman penjajahan sudah lama berlalu, namun sudah sepantasnya sebagai generasi penerus, mengetahui bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu para pahlawan dalam mempertahankan banua dari penjajah.


            Tempat ini berlokasi jauh di tengah hutan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Halong, Benteng Tundakan menjadi salah satu saksi bisu pertempuran Pangeran Antasari bersama prajuritnya dalam menghadapi gempuran Belanda. Seperti halnya Benteng Pengaron di Kabupaten Banjar dan Benteng Gunung Tongkat di Kabupaten Barito, Benteng Tundakan menjadi tembok pertahanan Pangeran Antasari beserta prajuritnya yang tidak mudah dipatahkan oleh tentara penjajah. Berdasarkan buku Sanggam hasil prakarsa dari H Ahmad Makkie yang diterbitkan tahun 2007 silam, tentara Belanda yang melakukan penyerbuan ke Benteng Tundakan pada tanggal 24 September 1861, harus pulang dengan tangan hampa setelah mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan Pangeran Antasari yang saat itu didampingi oleh pejuang asal Balangan yakni Temenggung Jalil, Temenggung Naro, Pangeran Miradipa dan pejuang lainnya dengan bermodalkan 30 pucuk meriam dan sedikit bedil (senapan).

Setelah memukul mundur tentara Belanda, Pangeran Antasari dengan beberapa pengikut setianya menuju ke Tabalong dan menetap di Tanta. Sedangkan beberapa waktu kemudian, Temenggung Jalil diketahui gugur sebagai kesuma bangsa. Mayatnya ditemukan di antara timbunan bangkai-bangkai musuh di luar Benteng Tundakan. Sekarang, nama Benteng Tundakan diabadikan menjadi nama Aula Pertemuan di Sekretariat Pemkab Balangan, Aula Benteng Tundakan. Selan itu, Benteng Tundakan juga dijadikan sebagai tempat untuk mengheningkan cipta setiap malam tanggal 17 Agustus. Lokasi pertempuran pasukan Pangeran Antasari tersebut, oleh Pemerintah Kabupaten Balangan dijadikan sebagai salah satu cagar budaya yang patut untuk dilestarikan. Terlepas dari itu, secara tidak langsung, Benteng Tundakan menjadi tempat wisata sejarah dan hingga sekarang masih ramai dikunjungi oleh warga sekitar. "Semoga keberadaan Benteng Tundakan ini tetap terjaga, sehingga bisa menjadi pesan moral bagi generasi penerus, bagaimana sulitnya memperjuangkan kemerdekaan.

1 komentar: