Parit Raksasa adalah salah satu bagian yang tersisa dari Benteng Tundakan Meskipun jaman
penjajahan sudah lama
berlalu, namun sudah sepantasnya
sebagai generasi penerus,
mengetahui bangunan bersejarah
yang menjadi saksi bisu para
pahlawan dalam mempertahankan
banua dari penjajah.
Tempat ini berlokasi jauh di tengah hutan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Halong, Benteng Tundakan menjadi salah satu saksi bisu pertempuran Pangeran Antasari bersama prajuritnya dalam menghadapi gempuran Belanda. Seperti halnya Benteng Pengaron di Kabupaten Banjar dan Benteng Gunung Tongkat di Kabupaten Barito, Benteng Tundakan menjadi tembok pertahanan Pangeran Antasari beserta prajuritnya yang tidak mudah dipatahkan oleh tentara penjajah. Berdasarkan buku Sanggam hasil prakarsa dari H Ahmad Makkie yang diterbitkan tahun 2007 silam, tentara Belanda yang melakukan penyerbuan ke Benteng Tundakan pada tanggal 24 September 1861, harus pulang dengan tangan hampa setelah mendapatkan perlawanan sengit dari pasukan Pangeran Antasari yang saat itu didampingi oleh pejuang asal Balangan yakni Temenggung Jalil, Temenggung Naro, Pangeran Miradipa dan pejuang lainnya dengan bermodalkan 30 pucuk meriam dan sedikit bedil (senapan).
Setelah memukul mundur tentara Belanda, Pangeran Antasari dengan beberapa pengikut setianya menuju ke Tabalong dan menetap di Tanta. Sedangkan beberapa waktu kemudian, Temenggung Jalil diketahui gugur sebagai kesuma bangsa. Mayatnya ditemukan di antara timbunan bangkai-bangkai musuh di luar Benteng Tundakan. Sekarang, nama Benteng Tundakan diabadikan menjadi nama Aula Pertemuan di Sekretariat Pemkab Balangan, Aula Benteng Tundakan. Selan itu, Benteng Tundakan juga dijadikan sebagai tempat untuk mengheningkan cipta setiap malam tanggal 17 Agustus. Lokasi pertempuran pasukan Pangeran Antasari tersebut, oleh Pemerintah Kabupaten Balangan dijadikan sebagai salah satu
cagar budaya yang patut untuk dilestarikan. Terlepas dari itu,
secara tidak
langsung, Benteng Tundakan menjadi
tempat wisata sejarah dan hingga
sekarang masih ramai dikunjungi
oleh warga sekitar. "Semoga
keberadaan Benteng Tundakan ini
tetap terjaga, sehingga bisa menjadi
pesan moral bagi generasi
penerus, bagaimana sulitnya
memperjuangkan kemerdekaan.
Bagus Sekali infonya :D
BalasHapus